Panduan Setting OBS Studio untuk Live Streaming
Kenapa Harus Pakai OBS Studio?
OBS Studio itu software gratis dan open-source yang banyak
dipakai streamer profesional. Selain karena gratis, OBS juga ringan, bisa
dipakai di Windows, Mac, dan Linux, dan punya fitur lengkap seperti:
- Scene
dan Source Management
- Multi-platform
Streaming
- Custom
Encoder
- Plugin
tambahan
- Recording
lokal
Tapi, banyak yang masih bingung di bagian setting awalnya.
Jangan khawatir, kita bakal bahas lengkap dan ada satu tips rahasia yang
jarang diketahui streamer pemula.
1. Download dan Install OBS Studio
Langkah pertama tentu kamu harus download OBS Studio dari
website resminya: https://obsproject.com. Pilih versi sesuai sistem operasi
kamu.
Tips: Jangan download dari situs abal-abal. Selain
rawan virus, banyak OBS modifikasi yang mengandung spyware.
Setelah itu, tinggal ikuti wizard instalasi sampai selesai.
2. Atur Resolusi dan FPS
Langkah selanjutnya dalam setting OBS Studio adalah
menyesuaikan resolusi dan FPS sesuai spesifikasi PC kamu dan internet.
Masuk ke:
Settings → Video
- Base
(Canvas) Resolution: Ukuran asli tampilan kamu, misal 1920x1080.
- Output
(Scaled) Resolution: Ukuran yang dikirim ke penonton. Kalau internet
lemot, bisa diturunkan ke 1280x720.
- Common
FPS Values: Pilih antara 30 atau 60 FPS. Buat konten gaming, 60 FPS
lebih halus.
Rahasia yang jarang dibahas: Kalau kamu live pakai
webcam biasa (bukan gameplay), 24 FPS udah cukup dan bisa hemat bandwidth. OBS
tetap support opsi custom ini walau nggak langsung terlihat di dropdown.
3. Setting Output: Encoder, Bitrate, dan Format
Masuk ke:
Settings → Output → Streaming
- Encoder:
Kalau punya GPU (seperti NVIDIA), pakai NVENC. Kalau tidak, pilih x264.
- Bitrate:
Ini tergantung upload speed kamu. Idealnya:
- 2500
kbps untuk 720p
- 4500–6000
kbps untuk 1080p
- Keyframe
Interval: Set ke 2
- CPU
Usage Preset (kalau pakai x264): Semakin "faster" kamu
pilih, semakin ringan di CPU tapi kualitas turun. Pilih “veryfast” atau
“faster” sebagai awal.
Tips penting: Jangan pilih bitrate terlalu tinggi kalau internet kamu nggak stabil. OBS nggak punya fitur auto-bitrate seperti beberapa software lain, jadi kamu harus tes dulu.
4. Setting Audio di OBS
Masuk ke:
Settings → Audio
- Sample
Rate: Pilih 44.1 kHz (standar) atau 48 kHz (lebih jernih, tapi lebih
berat).
- Channels:
Stereo.
- Tambahkan
Mic/Auxiliary Audio dan Desktop Audio.
Fakta unik: OBS bisa sync audio manual jika ada
delay. Fitur ini ada di:
Edit → Advanced Audio Properties → Masukkan delay dalam milidetik.
5. Tambahkan Source dan Scene
Ini bagian visualnya. Di halaman utama OBS:
- Buat
satu Scene (misal: “Live Talk”).
- Tambahkan
Source:
- Video
Capture Device: Webcam
- Audio
Input Capture: Mikrofon
- Window
Capture / Display Capture: Layar presentasi atau game
Trik yang belum banyak dibahas: Kamu bisa pakai Hotkey
Scene Switcher supaya OBS otomatis ganti scene saat kamu buka program
tertentu (contohnya: buka PowerPoint langsung pindah ke Scene “Presentasi”).
6. Hubungkan OBS ke Platform Streaming
Masuk ke:
Settings → Stream
Pilih Service: YouTube, Facebook, atau lainnya. Lalu
masukkan Stream Key (didapat dari dashboard streaming kamu).
Tips bonus: Kalau kamu pengen multistream (live ke
beberapa platform sekaligus), bisa pakai plugin Restream.io atau
software bantu seperti Streamlabs Multistream. Tapi pastikan internet
kamu kuat!
7. Uji Coba Live (Wajib Banget!)
Sebelum benar-benar live di depan audiens, selalu lakukan
uji coba:
- Pilih
“Start Recording” untuk rekam lokal dulu.
- Cek
hasilnya: audio balance, video lancar, nggak delay.
- Baru
pilih “Start Streaming”.
Tips khusus: Cek grafik di bawah OBS (warna
hijau/kuning/merah). Warna merah artinya bitrate kamu terlalu tinggi atau
internet lemot.
8. Optimalkan Setting OBS Studio untuk Internet Indonesia
Kondisi internet di Indonesia itu unik, kadang cepat, kadang
naik turun. Jadi kamu perlu adaptasi:
- Gunakan
Bitrate Adaptif Manual: Atur bitrate kamu antara 3000–5000 kbps dan
turunkan saat malam hari (biasanya lebih lambat).
- Gunakan
server lokal (misal YouTube Indonesia) untuk minimalin latency.
- Matikan
aplikasi lain seperti Google Drive sync, Windows Update, dll saat live.
9. Plugin Wajib Buat OBS Studio
Biar performa OBS kamu makin keren, ini beberapa plugin yang
wajib coba:
- OBS
Websocket – buat kontrol OBS dari HP atau aplikasi lain.
- StreamFX
– untuk efek transisi dan blur yang lebih canggih.
- Advanced
Scene Switcher – otomatisasi scene lebih fleksibel.
- Closed
Captioning Plugin – untuk teks otomatis saat kamu bicara.
Fun fact yang belum banyak dibahas: Kamu bisa buat multicam
view di OBS pakai filter “Scene as Source”. Jadi, kamu nggak perlu ribet
atur kamera satu per satu.
Penutup: Konsistensi Lebih Penting dari Peralatan
Mau pake OBS Studio, mau setting udah optimal, yang paling
penting tetap konsistensi. Banyak pemula mikir settingan harus “perfect”
dulu baru bisa mulai, padahal yang paling penting adalah kamu mulai dulu.
Setting bisa di-improve sambil jalan.