Panduan Setting OBS Studio untuk Live Streaming

Table of Contents
Bisnisoo.info - Kalau kamu pengen mulai live streaming di YouTube, Facebook, Twitch, atau platform lainnya, pasti pernah denger tentang OBS Studio. Nah, biar live-mu nggak patah-patah atau audio-nya delay, penting banget buat tahu cara setting OBS Studio yang benar. Artikel ini bakal bahas step-by-step dari A sampai Z, khusus buat kamu yang pengen live streaming lancar kayak pro!



Kenapa Harus Pakai OBS Studio?

OBS Studio itu software gratis dan open-source yang banyak dipakai streamer profesional. Selain karena gratis, OBS juga ringan, bisa dipakai di Windows, Mac, dan Linux, dan punya fitur lengkap seperti:

  • Scene dan Source Management
  • Multi-platform Streaming
  • Custom Encoder
  • Plugin tambahan
  • Recording lokal

Tapi, banyak yang masih bingung di bagian setting awalnya. Jangan khawatir, kita bakal bahas lengkap dan ada satu tips rahasia yang jarang diketahui streamer pemula.


1. Download dan Install OBS Studio

Langkah pertama tentu kamu harus download OBS Studio dari website resminya: https://obsproject.com. Pilih versi sesuai sistem operasi kamu.

Tips: Jangan download dari situs abal-abal. Selain rawan virus, banyak OBS modifikasi yang mengandung spyware.

Setelah itu, tinggal ikuti wizard instalasi sampai selesai.

2. Atur Resolusi dan FPS

Langkah selanjutnya dalam setting OBS Studio adalah menyesuaikan resolusi dan FPS sesuai spesifikasi PC kamu dan internet.

Masuk ke:
Settings → Video

  • Base (Canvas) Resolution: Ukuran asli tampilan kamu, misal 1920x1080.
  • Output (Scaled) Resolution: Ukuran yang dikirim ke penonton. Kalau internet lemot, bisa diturunkan ke 1280x720.
  • Common FPS Values: Pilih antara 30 atau 60 FPS. Buat konten gaming, 60 FPS lebih halus.

Rahasia yang jarang dibahas: Kalau kamu live pakai webcam biasa (bukan gameplay), 24 FPS udah cukup dan bisa hemat bandwidth. OBS tetap support opsi custom ini walau nggak langsung terlihat di dropdown.


3. Setting Output: Encoder, Bitrate, dan Format

Masuk ke:
Settings → Output → Streaming

  • Encoder: Kalau punya GPU (seperti NVIDIA), pakai NVENC. Kalau tidak, pilih x264.
  • Bitrate: Ini tergantung upload speed kamu. Idealnya:
    • 2500 kbps untuk 720p
    • 4500–6000 kbps untuk 1080p
  • Keyframe Interval: Set ke 2
  • CPU Usage Preset (kalau pakai x264): Semakin "faster" kamu pilih, semakin ringan di CPU tapi kualitas turun. Pilih “veryfast” atau “faster” sebagai awal.

Tips penting: Jangan pilih bitrate terlalu tinggi kalau internet kamu nggak stabil. OBS nggak punya fitur auto-bitrate seperti beberapa software lain, jadi kamu harus tes dulu.

4. Setting Audio di OBS

Masuk ke:
Settings → Audio

  • Sample Rate: Pilih 44.1 kHz (standar) atau 48 kHz (lebih jernih, tapi lebih berat).
  • Channels: Stereo.
  • Tambahkan Mic/Auxiliary Audio dan Desktop Audio.

Fakta unik: OBS bisa sync audio manual jika ada delay. Fitur ini ada di:
Edit → Advanced Audio Properties → Masukkan delay dalam milidetik.


5. Tambahkan Source dan Scene

Ini bagian visualnya. Di halaman utama OBS:

  • Buat satu Scene (misal: “Live Talk”).
  • Tambahkan Source:
    • Video Capture Device: Webcam
    • Audio Input Capture: Mikrofon
    • Window Capture / Display Capture: Layar presentasi atau game

Trik yang belum banyak dibahas: Kamu bisa pakai Hotkey Scene Switcher supaya OBS otomatis ganti scene saat kamu buka program tertentu (contohnya: buka PowerPoint langsung pindah ke Scene “Presentasi”).


6. Hubungkan OBS ke Platform Streaming

Masuk ke:
Settings → Stream

Pilih Service: YouTube, Facebook, atau lainnya. Lalu masukkan Stream Key (didapat dari dashboard streaming kamu).

Tips bonus: Kalau kamu pengen multistream (live ke beberapa platform sekaligus), bisa pakai plugin Restream.io atau software bantu seperti Streamlabs Multistream. Tapi pastikan internet kamu kuat!


7. Uji Coba Live (Wajib Banget!)

Sebelum benar-benar live di depan audiens, selalu lakukan uji coba:

  1. Pilih “Start Recording” untuk rekam lokal dulu.
  2. Cek hasilnya: audio balance, video lancar, nggak delay.
  3. Baru pilih “Start Streaming”.

Tips khusus: Cek grafik di bawah OBS (warna hijau/kuning/merah). Warna merah artinya bitrate kamu terlalu tinggi atau internet lemot.


8. Optimalkan Setting OBS Studio untuk Internet Indonesia

Kondisi internet di Indonesia itu unik, kadang cepat, kadang naik turun. Jadi kamu perlu adaptasi:

  • Gunakan Bitrate Adaptif Manual: Atur bitrate kamu antara 3000–5000 kbps dan turunkan saat malam hari (biasanya lebih lambat).
  • Gunakan server lokal (misal YouTube Indonesia) untuk minimalin latency.
  • Matikan aplikasi lain seperti Google Drive sync, Windows Update, dll saat live.

9. Plugin Wajib Buat OBS Studio

Biar performa OBS kamu makin keren, ini beberapa plugin yang wajib coba:

  1. OBS Websocket – buat kontrol OBS dari HP atau aplikasi lain.
  2. StreamFX – untuk efek transisi dan blur yang lebih canggih.
  3. Advanced Scene Switcher – otomatisasi scene lebih fleksibel.
  4. Closed Captioning Plugin – untuk teks otomatis saat kamu bicara.

Fun fact yang belum banyak dibahas: Kamu bisa buat multicam view di OBS pakai filter “Scene as Source”. Jadi, kamu nggak perlu ribet atur kamera satu per satu.


Penutup: Konsistensi Lebih Penting dari Peralatan

Mau pake OBS Studio, mau setting udah optimal, yang paling penting tetap konsistensi. Banyak pemula mikir settingan harus “perfect” dulu baru bisa mulai, padahal yang paling penting adalah kamu mulai dulu. Setting bisa di-improve sambil jalan.